Skip to main content

The Story of My Graduation Day! Wisuda!

Wisuda merupakan pesta dan hari yang paling ditunggu bagi mahasiswa dan orang tuanya. Begitu juga bagi saya dan orang tua saya. Setelah berjuang 4,5 tahun lebih di jurusan Sastra Perancis yang cukup sulit (untuk keluar) ini, akhirnya saya lulus pada tanggal 15 Maret 2012 dan menunggu wisuda yang dilaksanakan tanggal 9 Mei 2012.

Gladi resik pada tanggal 7 Mei 2012 pun saya ikuti dengan senang hati. Toga dan topinya pun sudah ditangan. Pada gladi resik para wisudawan dibagi undangan yang berlaku bagi dua orang. Ternyata kalung wisudanya belum dibagi, dan harus diambil di Jatinangor. Saya dan Visarah meminta bantuan Mela untuk mengambilkannya karena kebetulan dia pun akan ke Jatinangor. 

Pada hari H, saya dan kedua orang tua saya sudah sibuk dari subuh untuk siap-siap. Setelah semuanya siap, kami lalu ke jalan raya depan rumah karena Om saya akan mengantarkan kami semua ke tempat wisuda di kampus UNPAD DU. Lalu setelah sampai di DU, kami menuju gerbang kampus dan di sana sudah banyak orang tua, wisudawan, penjual bunga dan tukang foto. Hmm...rasanya senang bercampur dengan excited. Langsung beberapa tukang foto menawari saya dan orang tua untuk berfoto. Akhirnya kami tergiur untuk berfoto. Soalnya kapan lagi momen seperti ini. 

Saya bersama keluarga

Setelah berfoto, akhirnya saya bertemu teman-teman seperjuangan saya yang lain! Jessi, Mela, Rani, Lia. Mereka semua tampil sangat cantik dengan kebayanya. Kami semua berkumpul dan berfoto bersama. Waktu terus berlalu dan pihak kampus sudah memanggil para wisudawan untuk masuk karena acara akan segera dimulai. Orang tua saya sudah masuk terlebih dulu karena bapak tidak kuat berdiri lama-lama. Saya dan Visarah tidak bisa masuk karena perlengkapan kami belum lengkap, kalung wisuda kami masih di Mela dan Mela terjebak macet! OMG. Kami pun panik dan jam sudah menunjukkan pukul 8 lebih. Teman-teman yang lain menunggu kami. Lalu seorang Menwa menyuruh saya masuk, dan saya pun berkata "Tapi kalung saya masih di temen, gimana?" Lalu dia menjawab, "Oh, masuk aja, nanti ada kok cadangannya di pihak Fakultas". 

Setelah mengetahui hal tersebut, kami semua berjalan menuju gedung Graha Sanusi Harjadinata. Rasa senang, cemas, deg-degan bercampur aduk. Ternyata semua wisudawan Fakultas Ilmu Budaya sudah berbaris di depan gedung dan bersiap untuk masuk. Saya dan Visarah memberitahu seorang bapak dari pihak Fakultas bahwa kalung kami masih di temen. Beliau menjawab "Oh tenang aja, ada kok cadangannya." Huff...saya langsung merasa lega! Beliau pun memberikan kami kalung. Setelah itu kami masuk ke barisan dan merapikan toga, topi dan memakai kalung. 

Mela, Ricky dan Teh Dede

"Siap-siap, Ilmu Budaya akan masuk!" teriak seorang petugas. Lalu barisan pun mulai maju. Kami semua berjalan perlahan memasuki gedung "kramat" itu dan petugas wisuda ada di sisi kiri dan kanan. Tali topi saya ternyata letaknya kurang tepat, jadi seorang petugas merapikan letak talinya. Lalu kami masuk ke ruang utama yang sudah penuh dengan orang tua. Mereka pun memperhatikan kami. Saya melihat ibu dan bapak saya sudah duduk di sebelah kanan, dan ibu memberitahu saya dengan isyarat bahwa rambut saya masih terlihat dan saya pun merapikan letak topi saya. 

Setelah sampai di bagian kursi fakultas kami, kami pun mencari kursi kami masing-masing. Sudah ada nama dan nomor kursi di setiap kursi. Ternyata nomor itu sesuai dengan urutan nomor kami lulus dari Fakultas. Sebelah saya kosong karena teman sidang saya, Icha Ayu, sedang liburan di Perancis. Sebelah kirinya lagi adalah dua orang kakak kelas saya di jurusan. Wisuda kali ini adalah rekor bagi jurusan Sastra Perancis UNPAD yang bisa mengirimkan 12 orang untuk wisuda!! Sebelumnya, paling banyak 8 orang setiap gelombang wisuda. Di angkatan saya, angkatan 2007, yang mengikuti wisuda hanya 4 orang dan kami adalah 6 orang pertama yang lulus dari angkatan kami. Begitulah gambaran sulitnya untuk lulus dari jurusan kami tercinta. 

Di depan kampus UNPAD DU

Beberapa lama kemuadian acara pun dimulai. Kami berdiri saat para guru besar dan rektor memasuki ruangan. Kami menyanyikan lagu Indonesia Raya, saya sangat senang bisa menyanyikan lagu kebangsaan lagi dan di momen yang spesial ini. Lalu kami pun duduk kembali dan setelah pembukaan, dimulailah pemanggilan wisudawan untuk diberi ijasah dan salaman dengan Rektor. Fakultas Ilmu Budaya ada di urutan kedua. Setelah semua wisudawan magister selesai maju, sekarang bagian wisudawan sarjana. Saya dapat urutan ke 25. Saya sangat senang dan bersyukur ketika nama saya dipanggil "Ricky Mardiansyah Dengan Pujian" lalu diiringi tepuk tangan dari orang-orang, sama seperti semua wisudawan yang mendapat predikat cumlaude. Saya tidak pernah berpikir dapat lulus dengan IPK seperti sekarang karena pada setahun pertama di kampus, IPK saya 2,34!! 

Dapat dibayangkan betapa bahagia dan bersyukurnya saya sekarang bisa lulus dengan cepat dengan nilai yang cukup memuaskan. Semuanya saya lakukan selain untuk saya sendiri, tapi juga untuk kedua orang tua saya yang telah berjuang dan membantu sehingga saya sekarang bisa diwisuda. Setelah mengambil ijasah, bersalaman dan difoto dengan rektor, saya kembali duduk. Setelah semuanya mendapatkan panggilan, ada ikrar wisudawan yang diwakilkan kepada wisudawan dari Fakultas Keperawatan. Ada juga penampilan nyanyi diiringi kecapi oleh dua orang wisudawan dari FIB. Kemudian ada "Persembahanku", yakni pemberian bunga dan ucapan terima kasih secara simbolis dari beberapa wisudawan yang menghampiri ke tempat kedua orang tua mereka duduk dan memberikan bunga tersebut. 

Saya dan para sahabat

Lalu ada pembacaan doa oleh Pak Fahmi. Dan saat itulah saya menangis tersedu-sedu... Saya sangat tersentuh dengan kata-kata yang Pak Fahmi ucapkan dan saya jadi membayangkan kedua orang tua saya. Hanya saya dan kedua orang tua saya yang tahu bagaimana perjalanan saya selama 4 tahun lebih ini untuk menuntut ilmu dan bagaimana cobaan datang menghadang. Namun berkat semua perjuangan dan doa mereka, akhirnya saya bisa juga meraih gelar sarjana. Semoga saya dapat membuat mereka bangga! 

Acara wisuda pun berakhir setelah para guru besar dan rektor turun dan keluar ruangan. Lalu lampu ruangan menjadi redup dan digantikan dengan lampu-lampu laser warna hijau, dan yang membuat saya terkejut ada balon-balon sabun yang keluar dari atap bagian kanan dan kiri. Wisuda UNPAD memang keren dan tak akan terlupakan! Saya bangga dan senang bisa menjadi bagian dari kampus ini dan sekarang saya menjadi almamater UNPAD. Semoga dengan semua ilmu yang saya dapatkan, saya dapat berguna dan membanggakan almamater, orang tua, bangsa dan negara. 

Setelah bubar, saya dan keluarga saya berfoto lagi di kampus DU, sahabat saya Feri sengaja membawa kamera SLR miliknya. Senangnya.... Setelah menunggu beberapa lama akhirnya Christine dan Sheira datang juga dan memberikan saya bunga biru! Makasih ya Ayy n Mami! :) Lalu Ulan dan Acoco pun datang, Acoco ngasih saya bunga biru juga! :) Makasih ya So! Banyak teman-teman seangkatan lain juga datang dan Ayu memberi saya bunga mawar pink! :) Makaish Ayu! Kami pun berfoto. Lalu Pipit dan Uli, sahabat saya lainnya, datang juga dan membawa bouquet bunga! Senangnya...makasih ya Nak n Uli. Tiba-tiba Ulan permisi mau ke depan katanya, dia pergi sama Acoco. Eh tahunya waktu kembali, dia bawa balon angry bird biru buat saya!! Hahaha. Dia memang gokil! Makasih ya Lan... Dia bilang semua orang ngasih bunga, dia pengen beda sendiri, makanya ngasih saya balon gas angry bird itu! Sabahat-sabahat saya memang tahu benar bahwa saya suka warna biru! :) Setelah itu kami pergi ke Jonas Cihampelas Walk untuk berfoto studio. Di sana ketemu Bunga juga. Setelah dari Jonas, saya mengajak sahabat-sahabat saya ke rumah saya karena ibu saya mengadakan makan-makan kecil-kecilan. :) Arsya yang tidak datang ke kampus, ternyata sudah ada di rumah saya sebelum saya sampai. hehe. Makasih ya Sya!

Saya dan anak2 SasPer 2007

Terima kasih saya ucapkan untuk Allah SWT yang selalu membantu saya dan membuat semuanya menjadi mungkin, kedua orang tua tercinta atas perjuangannya, adik saya, keluarga besar saya khususnya Om dan Tante saya, pacar saya di Perancis yang selalu mendukung saya, sahabat-sahabat saya yang membuat masa-masa perkuliahan menjadi menyenangkan, tidak kalah dari masa SMA, juga untuk teman-teman seperjuangan lainnya. Oya, tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih bagi pemerintah Indonesia yang telah memberi saya subsidi uang kuliah dan juga beasiswa yang pernah diberikan bagi saya.  

@Jonas CiWalk

Untuk semua mahasiswa, jangan pernah pantang menyerah untuk memperbaiki nilai jika kita mempunyai kesempatan untuk itu sebelum kita lulus. Semoga dengan ilmu yang kita miliki, kita bisa berguna bagi sesama dan bagi negara. Untuk orang-orang yang tidak bisa merasakan pendidikan tinggi, jangan pernah menyerah dan putus asa, mungkin kita hanya berbeda kesempatan dan jalan saja. Bisa jadi juga kalian lebih beruntung dari kami. Mari kita berjuang untuk menjadi orang yang lebih baik dan berusaha untuk memajukan bangsa ini.

Comments

Popular posts from this blog

Sastra Perancis UNPAD

Aku sekarang kuliah di jurusan sastra Perancis UNPAD.Mungkin kebanyakan orang berpikir sastra itu mudah...Tapi kenyataannya tidak. Ilmu dari segala ilmu adalah filsafat, setelah itu dibawahnya adalah logika, dan dibawahnya adalah sastra, setelah itu lalu cabang-cabang ilmu lainnya.Untuk mendapatkan gelar doktor di jurusan sastra sangatlah sulit, tidak semudah jurusan kedokteran, psikologi, ekonomi atau ilmu2 lainnya. Sastra tidak sekedar mempelajari bahasa, tapi lebih dari itu. Ketika aku ingin memilih jurusan untuk SPMB, aku putuskan memilih sastra Perancis UNPAD di pilihan kedua karena aku sangat ingin bisa berbahasa Perancis, bahasa yang sangat romantis dan elegan menurutku. Tapi Om ku berkata, "les aja bahasa Perancis kalo mau bisa bahasanya." tapi aku juga ingin mempelajari kebudayaan dan sejarah Perancis, sebuah negara yang punya pengaruh besar di Eropa dan dunia. Dan yang ibukotanya menjadi pusat mode dunia dan mempunyai ikon yang populer, menara Eiffel. Seka

Belajar dari Kesuksesan Pocari Sweat!

Siapa sih yang ga kenal Pocari Sweat ? Ya, minuman isotonik itu sekarang udah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Minuman ini adalah pelopor minuman isotonik di negara asalnya Jepang dan di Indonesia. Tau ga sih kalo ternyata Pocari Sweat itu waktu awal produksinya mengalami kegagalan dan penolakan oleh masyarakat? Gimana sih asal mula diproduksinya minuman ini? Penasaran kan? Coba deh liat video di bawah ini. Dengan alur cerita yang sederhana tapi menarik, pasti kalian bisa ngerti asal mula minuman ini tercipta sampe keberhasilannya sekarang. Kita juga bakal dapet banyak pengetahuan dari video ini.    Gimana? Dah ditonton kan videonya? Inspiratif banget ya videonya! Ga nyangka juga kan ternyata Pocari Sweat muncul dari ide "cairan infus yang bisa diminum" untuk mengganti cairan tubuh yang hilang melalui keringat ketika kita beraktivitas dan ternyata Pocari Sweat mendapatkan kesuksesan dengan cara yang ga gampang.   Hikmah yang bisa saya petik dari video itu a

15 Maret 2012, Saya Sidang Skripsi dan Menjadi Sarjana!

Seminggu sebelumnya... Saya, Mela, Bunga, Sheira dan Nene (Elia) sedang jalan kaki di gerbang UNPAD hendak keluar dari kampus. Tiba-tiba Sheira teriak : « Ayy, nih telepon dari Icha ! ». Lalu saya ambil handphone Sheira dan mendengarkan suatu kabar yang sangat mengangetkan bagi saya : « Rick, jadwal sidang kita dimajuin ! Jadi tanggal 15 ! », kata Icha. Perasaan saya bercampur aduk, sangat kaget sekaligus senang ! Ketika saya lihat handphone saya, ternyata ada miss called dari Icha. Saya kaget karena dua hari sebelumnya saya pasang status di Facebook « Ya Allah, semoga Kau memberikan kado terindah untuk ulang tahun saya di tahun ini. » Saya tersadar, mungkin itulah jawaban dari Tuhan. Seharusnya saya dan Icha sidang tanggal 28 Maret tetapi dimajukan 2 minggu jadi tanggal 15. Saya lalu menyelesaikan dengan cepat semua bagian skripsi yang belum selesai seperti daftar isi, sinopsis, belum lagi ditambah revisian dari pembimbing kedua. Pada hari Jumat tanggal 9 Maret saya menyebar